Text
A deadly affair = asmara berujung petaka
”KEBENARAN,” kataku seraya meletakkan Daily Newsmonger ke samping, ”lebih sukar dimengerti daripada fiksi!” Kata-kata ini mungkin tidak untuk pertama kalinya diucapkan. Dan kelihatannya ucapanku membuat sahabatku marah. Sambil memiringkan kepalanya yang bulat telur itu, dengan hati-hati jemari Poirot menjentikkan debu-debu khayalan dari celana panjangnya yang disetrika dengan rapi dan cermat, lalu ia menimpali, ”Bukan main dalamnya arti kata-kata itu! Benar-benar pemikir yang hebat sahabatku Hastings ini!” Tanpa memperlihatkan rasa jengkel akan cemoohnya yang tidak diminta ini, aku menepuk-nepuk surat kabar yang tadi kusingkirkan itu. ”Kau sudah membaca koran pagi ini?” ”Sudah. Selesai membaca, aku melipatnya lagi secara simetris. Tidak melemparkannya ke lantai seperti yang kaulakukan, sikapmu itu menyedihkan—tanpa aturan dan metode.” (Itulah sisi terburuk Poirot. Baginya aturan dan metode adalah dewa. Seakan-akan kedua hal itulah penyebab keberhasilannya.)
003834PB23 | 823 AGA a | Rak 800 - Kesusastraan (Literature) (Perpustakaan Al Qalam SMA Muhammadiyah 2 Surabaya) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain